Pages

Banner Jalan

 

Jumat, 31 Agustus 2012

66.219 Guru Jateng Mengulang UKG

0 komentar
SEMARANG- Sebanyak 66.219 pendidik bersertifikat di Jawa Tengah akan mengulang pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada Oktober mendatang. Mereka melaksanakan UKG ulang, karena pada penyelenggaraan Juli lalu tertunda disebabkan gangguan teknis dari Kemdikbud.
Pelaksanaan UKG pada pertengahan Juli tertunda, karena di beberapa daerah tidak dapat mengakses server Kemdikbud, sehingga ada puluhan ribu peserta khususnya di Jateng tidak bisa mengikuti proses pemetaan kompetensi pendidik.
Kasi Pemetaan Mutu Pendidikan LPMP Jateng Yuli Haryanto mengatakan, untuk di Jawa Tengah tercatat jumlah peserta UKG pada tahap pertama di bulan Juli sebanyak 116.514 orang. Mereka terdiri atas guru dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.
�Namun, dalam proses tersebut yang terhitung mulai 30 Juli hingga 4 Agustus 2012, hanya 50.295 guru yang bisa mengikuti,� ungkapnya.
Pada pelaksanaan hari pertama yang terjadwal untuk ujian guru SMP, hampir di semua kabupaten/kota gagal atau tidak bisa terkoneksi dengan server.
Namun, pada hari kedua sudah banyak daerah yang bisa mengakses dan guru dapat mengerjakan tes, kecuali untuk wilayah Kota Semarang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Kebumen.
Beragam
Jumlah guru yang dapat mengikuti UKG di berbagai daerah sangat beragam. Ada yang sudah 70% hingga 90% guru sudah dapat ikut tes, tapi ada juga daerah yang keikutsertaan pesertanya pada persentase 0% hingga 2% seperti di Magelang, Boyolali, Kebumen, dan Wonosobo.
�Seperti di Pati, Rembang, Jepara, Tegal, dan Pemalang pada hari kedua UKG sudah lancar dan guru bisa ikut UKG,� ujar Yuli.
Sesuai rencana awal, bagi pendidik yang belum bisa mengikuti UKG pada tahap pertama akan turut di bulan Oktober bersama uji kompetensi kepala sekolah, guru SMK, dan pengawas sekolah.
�Jadwal akan dimulai 2 Oktober, namun hingga kapan kami belum tahu. Kemdikbud tengah mempersiapkan secara matang mengenai jumlah peserta dan data guru agar pada pelaksanaan nanti tidak terjadi gangguan teknis lagi,� tandasnya. (K3-37).
Sumber: http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6798.
(by.iwas)
Read more...

300 Ribu Guru Madrasah Sudah Sertifikasi

0 komentar
Bogor (Pinmas)—Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat PhD menyatakan, pihaknya tengah memproses sertifikasi guru madrasah baik guru negeri maupun swasta. Sampai saat ini sudah sekitar 300 ribu guru madrasah di tanah air yang telah menempuh proses sertifikasi.
“Seluruhnya guru madrasah sekitar 650 ribu, memang belum sampai 50 persen yang sudah sertifikasi,” kata Bahrul Hayat usai mengisi materi pada workshop peningkatan wawasan penelitian pendidikan agama dan keagamaan, Rabu (29/8) menjelang tengah malam. Kegiatan yang diselenggarakan Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag di Hotel Lor In Sentul, Bogor berlangsung 28-30 Agustus.
Seluruh proses sertfikasi guru madrasah di lingkungan Kementerian Agama, kata Sekjen, ditargetkan dapat rampung tahun 2014. “Peningkatan kualitas pendidikan di tanah air tidak terlepas dari perbaikan kualitas guru,” ujarnya.
FotoDalam kesempatan itu, Sekjen juga memaparkan tentang buku yang bertajuk Benchmark Internasional Mutu Pendidikan yang ditulis pejabat kelahiran Tasikmalaya ini yang mengupas soal kebijakan pendidikan yang dinilai telah bergeser dari input-oriented ke outcome-based.
Menurut alumnus S-2 Universitas Pittsburgh (1989) dan S-3 Universitas Chicago, Amerika Serikat (1992) ini perbaikan dan peningkatan mutu masukan dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai expected outcome tadi. Oleh karena itu, standardisasi expected outcome dalam bentuk kompetensi menjadi titik awal untuk standardisasi masukan dan proses pendidikan.
Selain itu, pada era globalisasi, telah terjadi mutual recognition antarnegara tentang kualifikasi lulusan ini, sehingga meniscayakan adanya proses nasionalisasi dan transnasionalisasi kompetensi lulusan lembaga pendidikan. Kompetensi lulusan itu bergeser dari local specific ke global universal sebagai survival kit untuk dapat bertahan pada era mendatang.
Pola pikir ini telah sejak lama menjadi bagian dari diskusi-diskusi pakar pendidikan di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA), yang kemudian menghasilkan upaya benchmarking internasional mutu pendidikan.
Buku tersebut membahas studi internasional yang diadakan oleh OECD dan IEA, yaitu Program for International Student Assessment (PISA), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), dan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil studi itu telah mengingatkan bahwa sistem pendidikan di negeri ini perlu penataan baru agar senantiasa berperan merintis dan memantapkan kemajuan kehidupan mendatang dalam peradaban yang tinggi, indah, dan bermartabat.
“Potensi manusia dapat dikembangkan secara proposional jika pendidikan, literasi bahasa, matematika dan sains dilakukan secara terintegrasi,” kata Sekjen Bahrul Hayat. (ks)
Sumber: http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=102227 (iwas).
Read more...

Sabtu, 18 Agustus 2012

Idul Fitri 1433 H Jatuh Pada Hari Ahad 19 Agustus 2012

0 komentar
Jakarta, bimasislam -- Perayaan Idul Fitri 1433 H/2012 M ditetapkan jatuh pada hari  Ahad 
19 Agustus 2012. Hal ini dipastikan setelah sidang itsbat penetapan 1 Syawal Kementerian Agama memutuskan hal tersebut, Sabtu (18/8) bertempat di Gedung Kementerian Agama. Sidang ini diikuti oleh anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama RI, Ormas Islam, Pimpinan Pesantren, Akademisi dan Lembaga Astronomi seperti Boscha,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Planetarium, Bakosurtanal dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ).
Ketua BHR yang juga merangkap  Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Dr. Muchtar Ali melaporkan, berdasar hasil pemantauan di 80 titik rukyat yang tersebar di seluruh Indonesia dan yang berhasil melihat hilal di tiga titik yaitu Kupang, Makasar dan Gresik, posisi hilal berada di atas ufuk antara 5-7 derajat. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan yang berlaku, 1 Syawal jatuh pada hari ahad besok. 


“Berdasarkan hasil pemantauan, posisi hilal berada di atas standar penetapan kalender qomariyah negara anggota MABIMS", tegasnya.


Ditempat yang sama, Menteri Agama, Suryadharma Ali, mengatakan secara astronomi sudah dijelaskan dan tidak ada keraguan sedikitpun jika hilal dapat dilihat. Begitupun dengan laporan dari ormas-ormas Islam bahwa hilal di atas batas imkanurrukyah. Karenananya, lanjut dia, 1 Syawal 1433 H bertepatan dengan hari Ahad 19 Agustus 2012.
Menag menambahakan pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh elemen ormas Islam untuk menemukan kata sepakat dalam standar penetapan bulan qomariyah. "Alhamdulillah tahun ini kita lebaran bersama. Semoga menjadi awal yang baik", tegasnya   

Sidang Isbat tersebut dimulai pukul 17.00 WIB. Tampak hadir beberapa pejabat Kemenag, diantaranya Wakil Menag Nasaruddin Umar, Sekjen Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil. Sejumlah ormas juga hadir diantaranya MUI, Nahdlatul Ulama, Al Wasliyah, Persis, ICMI, Al Ijtihadiyah, LDII, dan Hidayatullah. Perwakilan dubes negara Islam juga hadir seperti dari Kedubes Brunei Darussalam, Palestina, dan Iran
Sidang Itsbat merupakan forum tertinggi  dalam pengambilan keputusan penentuan bulan qomariyah. Pemerintah diberikan amanat untuk menyelenggarakan sidang ini sebagai forum pengambilan ketetapan tekait penanggalan bulan qomariyah berdasarkan hasil Musyawarah pimpinan ormas Islam, MUI dan Pemerintah di Jakarta 28 September 1998 dan Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2004. (syam-jeje)
Sumber: http://bimasislam.kemenag.go.id/component/content/article/39-berita/572-idul-fitri-2012-lebaran-istbat-1-syawal.html (Upload by iwas)
Read more...

Nilai Rata-rata UKG Gelombang Pertama 4,5

0 komentar
JAKARTA, KOMPAS.com � Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik (BPSDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Syawal Gultom mengungkapkan, nilai rata-rata nasional uji kompetensi guru (UKG) gelombang pertama adalah 4,5. Menurut dia, nilai rata-rata ini sudah menggambarkan apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan para guru dalam meningkatkan kompetensinya.
Dia mencontohkan, misalnya untuk mata pelajaran Matematika, apakah guru kesulitan di Aljabar, Geometri, atau Statistik. Berdasarkan hasil UKG, Kemdikbud akan mendesain diklatnya.
"Hasil UKG ini masukan berharga bagi guru untuk mengembangkan diri sendiri, masukan bagi sekolah untuk membina guru, penyelenggara diklat, serta lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK)," kata Syawal di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
UKG gelombang pertama yang dimulai 31 Juli telah selesai diselenggarakan hingga 12 Agustus lalu. Sebanyak 624.702 guru telah mengikuti UKG dari total jumlah peserta yang mencapai 1.006.211 guru. UKG sendiri melibatkan 2.979 tempat uji kompetensi (TUK).
Kemdikbud sebagai penyelenggara ujian telah memastikan bahwa UKG hanya untuk memetakan dan memperoleh data awal untuk pembinaan guru selanjutnya. Singkatnya, UKG hanya untuk mengawal guru sampai mencapai batas kompetensi minimal tugas keprofesiannya dan tidak terkait dengan pemberian tunjangan profesi.
Pelaksanaan UKG gelombang kedua akan dilaksanakan pada 2 Oktober. Peserta yang ikut, selain yang terjadwal mengikuti pada gelombang kedua, juga peserta yang gagal mengikuti UKG di gelombang pertama karena kendala teknis dan administrasi.

Guru Dapat Nilai Nol, Kok Bisa?
JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan evaluasi penyelenggaraan uji kompetensi guru (UKG) gelombang pertama, terdapat sejumlah guru yang memperoleh nilai nol. Kendala teknis diduga menjadi penyebab terjadinya hal ini. Namun, sebenarnya apakah penyebab utamanya? Lalu apa kendala lainnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik (BPSDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom mengatakan, penyebab nilai nol tidak identik karena kemampuan gurunya. Dia mencontohkan, berdasarkan rekaman di server, ada peserta yang login hanya selama dua menit.
"Nilai nol itu terjadi karena bisa saja guru sudah login ke sistem, soal sudah terbuka, tapi langsung keluar tidak menjawab," kata Syawal, Selasa (14/8/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
Kemungkinan kedua, kata Syawal, setelah login, guru cuma membaca soal-soalnya, tetapi tidak menjawab. Dia menjelaskan, sistem mengenali peserta yang sudah menyelesaikan ujian, tidak menyelesaikan ujian, atau login kemudian membuka soal, tetapi tidak menjawab.
Kasus lainnya, ada guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) yang terdaftar sebagai guru kelas. Saat login, soal yang keluar adalah soal guru kelas. Guru tersebut kemudian tidak menjawab dan keluar dari sistem.
Lalu bagaimana dengan guru yang mengalami kasus seperti ini? Menurut Syawal, mereka akan diberikan kesempatan mengikuti ujian ulang di UKG gelombang kedua yang dimulai pada bulan 2 Oktober 2012 mendatang.
"Kalau memang tidak dapat mengerjakan soal sama sekali bisa juga nol. Tapi kita tidak yakin ada guru yang tidak dapat mengerjakan sama sekali," ujarnya.
Syawal mengatakan, selama pelaksanaan UKG gelombang pertama, kendala yang dihadapi meliputi kendala teknis dan administrasi. Kendala teknis, misalnya pada instalasi perangkat lunak di tempat uji kompetensi (TUK) tidak berhasil. Sementara, kendala administrasi cenderung pada perbedaan data antara server pusat dengan server lokal TUK.

Sumber: http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6791 (upload by: iwas)
Read more...

Minggu, 05 Agustus 2012

Keutamaan Malam Lailatul Qodar

0 komentar

Malam Lailatul Qodar
Bismillahirrahmanirrahim
Oleh : SAWIYANTO, S.PdI
(Ketua Dewan Pakar Gerakan Maghrib Mengaji Tg. Morawa)

Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al Quran Al Karim yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Ummat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini (malam Lailatul Qodar/Nuzul Qur’an, red), akan tetapi mereka bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadits-hadits Nabawiyyah yang shahih yang menjelaskan tentang malam tersebut.
1.      Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman :
(yang artinya) [1] Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. [2] Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? [3] Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [4] Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. [5] Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS Al Qadar: 1 - 5]
Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan nan penuh hikmah :
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. [4] Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, [5] (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, [6] sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[QS Ad Dukhoon: 3 - 6]
2. Waktunya
Diriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Al Iraqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar, membawakan perkatan para ulama dalam masalah ini, lihatlah).
Imam Syafi’I berkata : “Menurut pemahamanku, wallahu a’lam, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami mencarinya di malam hari?”, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut.”. (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (6/388).
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits ‘Aisyah Radiyallahu ‘anha, dia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda : (yang artinya) “Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”. (HR Bukhari 4/255 dan Muslim 1169)
Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya) : “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukari 4/221 dan Muslim 1165).
Ini menafsirkan sabdanya : (yang artinya) “Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, maka barangsiapa ingin mencarinya, carilah pada tujuh hari yang terakhir.” (Lihat maraji’ diatas).
Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radiyallahu ‘anhu, ia berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda : “Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Laitul Qadar, tetapi fulan dan fulan (dua orang) berdebat hingga diangkat tidak bisa lagi diketahui kapan lailatul qadar terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29,27,25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan, lima). (HR Bukhari 4/232).
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah. Maka dengan ini, cocoklah hadits-hadits tersebut, tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisahkan.
Kesimpulannya :
Jika seseorang muslim mencari malam Lailatul Qadar, carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari ppada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a’lam.
Paling benarnya pendapat lailatul qadr adalah pada tanggal ganjil 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, yang menunjukkan hal ini adalah hadits Aisyah, Ia berkata :
“Adalah Rasulullah beri’tikaf pada 10 terakhir pada bulan Ramadhan dan berkata : “Selidikilah malam lailatul qadr pada tanggal ganjil 10 terakhir bulan Ramadhan”.
3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu, dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahalaNya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya), “ Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” yang telah lalu. (HR Bukhari 4/217 dan Muslim 759)
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah ‘Aisyah Radiyallahu ‘anha, (dia) berkata : “Aku bertanya, Ya Rasulullah (Shalallahu ‘alaihi wassalam), Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?”. Beliau menjawab, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii. Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.”. (HR Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850), dari Aisyah, sanadnya shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan, halaman 55-57, karya ibnu Rajab al Hanbali.)
Saudaraku – semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaatiNya – engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan sholat) pada sepuluh malam hari terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu dan perbanyaklah amalan ketaatan.
Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha, “Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu istri-istrinya karena ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).
Juga dari ‘Aisyah Radiyallahu ‘anha, (dia berkata) : “Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya.” (HR Muslim 1174).
4. Tanda-tandanya
Ketahuilah hamba yang taat – mudah-mudahan Allah menguatkanmu dengan ruh dariNya dan membantu dengan pertolongaNya – sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari Ubay Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya) : “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR Muslim 762).
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam beliau bersabda : (yang artinya) “Siapa diantara kalian yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah.” (HR Muslim 1170. Perkataannya “Syiqi Jafnah”, syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al Qadli ‘Iyadh berkata :”Dalam hadits ini ada isyarata bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya) : “ (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR Thyalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).
(Dikutip dari Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H. Judul asli Shifat shaum an Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, Bab “Malam Lailatul Qadar”.(sw).

Read more...

Jumat, 03 Agustus 2012

Orang Puasa Merasakan Nikmatnya Puasa

0 komentar

Oleh : Sawiyanto.
(Kepala MTs/MAS YP. Haji Datuk Abdullah Tanjung Morawa)
Artikel khusus untuk PTK Datuk Abdullah Tanjung Morawa
Firman Allah swt: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah:183).
Alhamdulillah kita telah melewati hari ke-14 puasa ramadhan 1433 H (ditulis 4 Agustus 2012). Semoga puasa serta Ibadah Ramadhan kita berjalan lancar sampai akhir nanti. Jika mencari pahala niscaya dibulan ini lah saatnya, namun kita berlomba-lomba memperbanyak pahala tidak hanya di Bulan Puasa saja melainkan dibulan lainnya juga harus memperbanyak amal baik (amal shaleh), hendaknya bulan Ramadhan ini kita jadikan moment untuk meningkatkan kualitas diri dan keimanan kita kepada Allah swt. Sehingga kita bisa terus beribadah, tidak meninggalkan yang wajib serta memperbanyak yang sunnah hingga akhir hayat.
Di bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh, menahan diri dari waktu imsak hingga berbuka saat maghrib. Tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tapi juga segala hal yang dapat membatalkan puasa. Perintah puasa difirmankan oleh Allah swt pada Al Quran surat Al Baqarah ayat 183. Dan puasa Ramadhan ini merupakan salah satu Rukun Islam.
Ketika berpuasa selama satu bulan penuh, kita bisa ikut merasakan bagaimana orang/fakir miskin yang sedang kelaparan, karena biasanya kita selalu terpenuhi kebutuhan akan makanan. Maka jika kita bisa merasakan hal tersebut, kita akan menjadi orang yang fokus terhadap orang yang sedang kesusahan khususnya fakir miskin.  Dengan demikian kita akan terbiasa menolong  mereka dengan memberikan sedekah. Kita tak akan lagi berlebih-lebihan dan selalu ingat akan kesulitan mereka. Berbagi kepada sesama serta tidak lupa selalu mensyukuri hidup ini. Dengan berpuasa, kita juga diajarkan untuk menjadi sabar. Sabar di kala lapar, haus, menahan marah bahkan nafsu syahwat. Jika kita berhasil menahan itu semua maka keberhasilan yang kita dapatkan. Karena menahan dan mengendalikan hawa nafsu adalah hal yang paling sulit bagi manusia. Begitupula jika kita sedang berpuasa, sering kita menghadapi orang yang menguji kesabaran kita, padahal kita sedang berpuasa dan harus menahan nafsu kita. Rasulullah saw bersabda: “ Puasa adalah benteng penghalang, maka janganlah ia berucap dengam kalimat buruk, mencaci, dan menghina, jika ada yang mengganggunya atau mengumpatnya katakanlah aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang diriku dalam genggaman-Nya, sunnguh aroma tidak sedap di mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi misik, karena ia meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku (Allah SWT). Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku yang membalasnya, dan setiap pahala dibalas 10 kali lipat darinya”. (HR. Bukhari.
Maka kuncinya adalah sabar. Betapa sabar itu adalah kunci sukses dalam segala hal, subhanallah… Di bulan Ramadhan inilah kita bisa mengintropeksi dan memperbaiki diri. Dan tentunya agar kita menjadi orang yang betakwa.
Lantas dimana letak nikmatnya orang yang berpuasa?. Tentu saja secara langsung tidak tergambar, akan tetapi kebahagiaan adalah rumah nikmat, ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa, pertama bahagia saat berbuka pada setiap harinya dan yang kedua adalah berbahagia pada saat hari kemenangan kembali suci (fitrah). Secara fisikologis budaya Bangsa Indonesia/masyarakat Islam Indonesia juga akan merasa bahagia ketika dapat membelanjakan persiapan Hari Raya seperti membuat aneka macam kue hari raya, perkakas rumah, kain pintu dan jendela, dan yang tidak kalah pentingnya adalah Pakaian Hari Raya. Terkadang walaupun sudah dibeli pada saat sebelum bulan puasa, akan tetapi tidak lengkap dan tidak sah rasanya jika belanjanya tidak di bulan puasa. Ya, harus diingat juga jangan sampai belanja lebaran secara berlebihan sebab nanti akan menjadi kawan setan.
Semoga Puasa Kita tahun ini memiliki Ruhul Iman yang mantap dan Ketakwaan kepada Allah SWT. Amin.
Read more...